Kemajuan Teknologi Pada Sektor Peternakan



Dengan kehadiran revolusi industri 4.0 dengan segala aspeknya memberikan harapan sekaligus juga tantangan bagi pembangunan sektor perunggasan. Ia mencontohkan tentang sistem otomatisasi, yakni beberapa perangkat budidaya pemeliharaan ayam bisa dipantau secara seketika melalui  sistem komputer, sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam pencatatan, serta dapat bekerja dengan akurat.

Industri 4.0 bisa dirancang untuk  mencakup mulai dari kandang hingga ke meja makan, sehingga diperlukan adanya hubungan sinergis dengan pihak-pihak di dalam rantai mulai sejak dari kandang hingga konsumen akhir. Oleh karena itu, sangat penting adanya berbagai aplikasi (apps) yang menghubungkan pabrik olahan dengan pemasok bahan mentah atau di farm hingga ke pelanggan.

Alur proses yang menghubungkan antar mata rantai tersebut amat penting, sehingga diharapkan adanya aneka macam data, baik itu pasokan bahan baku maupun ketersediaan kendaraan untuk mengirim produk ke setiap tujuan dengan jaminan mutu dan biaya yang bersaing. 

Karena tantangan persaingan global yang terus meningkat, Galuh menandaskan, bidang perunggasan Indonesia harus berkembang secara efisien dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Maka, sumber daya manusia dan sarana pendukungnya harus disiapkan sejak awal.

Introduksi teknologi maupun inovasi dalam bidang peternakan harus terus diupayakan untuk disosialisasikan kepada para petani dan peternak. Berbagai informasi teknologi dan inovasi terbaru yang telah dikembangkan di perguruan tinggi hendaknya dapat diterapkan pada mitra (petani dan peternak) secara penuh dan berkelanjutan. Sebagai respon terhadap hal tersebut, maka tim dosen dari Fakultas Peternakan Unhas yang bekerjasama dengan pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unhas telah mengadakan kegiatan penerapan dan introduksi teknologi serta inovasi kepada para peternak sapi pedaging di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar.

Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Takalar, maka sektor peternakan ditempatkan sebagai salah satu sektor andalan Kabupaten Takalar. Hal inilah yang menyebabkan pihak pemeritah daerah memberikan perhatian sepenuhnya pada sektor peternakan. Hal tersebut tentunya sangat beralasan pula karena ditunjuknya Kabupaten Takalar sebagai daerah “penyangga’’ kebutuhan daging di Sulawesi Selatan maupun nasional dalam rangka menyukseskan program Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan yakni ‘’gerakan peningkatan populasi sapi dua juta ekor’’. Posisi Kabupaten Takalar secara geografis terbilang sangat strategis, karena berada pada jalur arteri menuju kota-kota lain pada bagian selatan di wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu daerah ini juga tepat berada di kawasan pesisir yang memungkinkan proses transportasi ternak antar pulau lewat jalur laut dapat dilakukan dengan mudah dan lancar. Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang sebagian besar terdiri atas pulau-pulau sangat menguntungkan kabupaten Takalar dari sisi pengembangan perdagangan ternak khususnya ternak sapi pedaging yang kebanyakan diperdagangkan lewat jalur laut.






Comments

Popular posts from this blog

Prodi Unggulan UMM, PETERNAKAN!

Sejarah Singkat Kampus UMM